Jumat, 14 April 2017

TELEVISI DAN PERKEMBANGAN ANAK

 TELEVISI DAN PERKEMBANGAN ANAK




BAB 1
PENDAHULUAN


Televisi merupakan dari perlengkapan bagian dari perlengkapan rumah yang kerap kali dicerca namun sering pula dicintai secara berlebihan.  Dewasa ini, kita ketahui terdapat banyak anak-anak yang lebih suka menggunakan waktunya untuk menonton televisi dari pada membaca buku pelajaran ataupun bermain bersama teman-temannya diluar.
Dalam hal ini, televisi amat besar pengaruhnya terhadap anak dan komunikasi keluarga. Selain televisi dapat memberi pengaruh positif, televisi juga memiliki banyak pengaruh negative terhadap perkembangan anak.
Dalam makalah ini, saya akan menjelaskan tentang beberapa pengaruh televisi terhadap perkembangan anak dan factor-faktor penyebab minat anak tethadap televisi.  




BAB II
PEMBAHASAN


1.   Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan sebagai cabang ilmu psikologi menelaah berbagai perkembangan intra individual dan perubahan-perubahan interindividual yang terjadi didalam perubahan interaindividual. Tugasnya seperti yang dikatakan oleh La Bowie , “ tidak hanya mendiskripsikan tetapi juga menjelaskan atau mengaplikasikan perubahan-perubahan prilaku menurut tingkat usia sebagai masalah hubungan antasenden (gejala yang mendahului)dan konsekuensinya”.
Beberapa psikolog perkembangan mempelajari perubahan dalam perkembangan yang mencangkup seluruh rentang kehidupan dari pembuahan sampai akhir hayat. Dengan begitu, mereka berusaha memggambarkan dengan sempurna pertumbuhan dan kemunduran. Ahli-ahli lainnya hanya mempelajari salah satu bagian dari rentang kehidupan masa kanak-kanak , masa dewasa atau lanjut usia.
Secara umum, terdapat pola-pola perkembangan baik untuk setiap aspek maupun keseluruhan  aspek perkembangan, tetapi kenyataannya dalam perkembangan tiap individu seringkali ditemukan kekhususan-kekhususan. disamping pola-pola umum, juga ada pola-pola khusus setiap individu. Terbentuknya pola khusus ini berkaitan erat dengan perpaduan antara factor-faktor yang ada didalam diri  individual dengan factor luar.
Perkembangan anak berlangsung secara mekanis otomatis, sebab perkembangan terjadi sangat bergantung pada beberapa factor secara stimultan . factor tersebut antara lain:
a.    Fakto herediter (warisan sejak lahir / bawaan)
b.   Factor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan
c.    Kematangan factor-faktor organis dari psikis
d.      Aktifis anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui , punya emosi serta usaha membangun diri sendiri.[1]

Setiap fenomena perkembangan anak merupakan produk dari kerja sama dan pengaruh timbal balik antara potensialitas hereditas dengan factor-faktor lingkungan. Sehingga perkembangan merupakan produk dari pertumbuhan berkat pematangan fungsi-fungsi fisik, pematangan fungsi-fungsi psikis dan usaha belajar oleh subyek anak dalam mencobakan segenap potensialitas jasmani dan rohaninya.

2.   Pengaruh Televisi Terhadap Perkembangan Anak
Televisi  adalah merupakan bagian dari perlengkapan rumah yang kerap kali dicerca namun sering pula dicintai secara berlebihan. Dalam hal ini televisi sangat besar pengaruhnya terhadap anak dan komunikasi dalam keluarga. Banyak kasus terjadi, komunikasi.Keluarga terganggu karna keluarga itu terlalu banyak menonton televisi  dan asyik menikmatinya sendiri.
 Adalah suatu hal yag tidak dapat disangka, bahwa acara-acara yang disughkan di televisi  sangat mempelajari perkembangan anak. Televisi merangsang anak untuk mempelajari hal-hal yang baru. Untuk merangsang anak untuk selalu berfikir dan bertanya, semua ini dengan sendirinya akan memperkaya kehidupan intelektualnya. Lewat televisi anak juga dapat mempelajari tingkah laku yang baik seperti belajar mengenal dan menerapkan berbagai norma. Akan tetapi disamping itu, pula tingkah laku negative juga dapat diperoleh dari menonton televisi.
Acara menonton televisi dapat dinikmati oleh semua anak. Akan  tetapi ada tingkat kemampuan menyarap acara televisi yang berbeda sesuai tingkat usia anak. Dari hasil penelitian yang dilakukan, oleh para psikolog dan beberapa ahli komunikasi amerika serikat beberapa tahun lalu disimpulkan, bahwa anak dibawah usia empat tahun tidak dianjurkan untuk menonton televisi. Hal ini disebabkan gambar yang berganti-ganti dengan cepat dilayar televisi bisa membuatnya bingung, tegang dan kadang-kadang terlalu agresif.
Anak seusia ini sangat membutuhkan pengalaman-pengalaman yang lebih kaya dari pada sekedar  pengalaman audio-visual yang peroleh dari menonton televisi . anak dapat lebih memperkaya pengalamannya melalui rangsangan yang diterimanya dari lingkungan dari bergaul dan bemain bersama teman-temannya atau melalui dongeng dan cerita yang dikisahkan oleh orang tuanya . hal seperti ini tidak akan diperolehnya dari televisi.
Dr.william james glasser, seorang pendidik, dokter jiwa dan pemimpin pusat latihan untuk guru-guru dalam soal “reality therapy”  (suatu pengobatan mental Untuk dapat membedakan sesuatu yang nyata dengan yang tidak nyata,misalnya perbedaan antara seperman dan manusia biasa). Di Los Angeles menyatakan bahwa televisi membatasi pertumbuhan kesanggupan otak seorang anak dan dapat mengganggu kreatifitas serta rasa ingin tahu anak. Ia menyarankan agar anak-anak sampai umur 10 tahun seharusnya membatasi dalam menonton televisi dan hanya boleh menonton satu jam sehari.[2]
Ada beberapa Laporan tentang pengaruh televisi tehadap anak, yaitu:
v  Pengaruh fisik
Menonton televisi sering menganggu jadwal makan dan tidur. Pencernaan akan terganggu dan kurang tidur
v  Pengaruh pada kerjaan sekolah
Televisi menyajikan informasi dengan cara yang menggairahkan dan hidup sehingga buku pelajaran hampir tidak dapat menyainginya untuk menarik minat anak. Akibatnya, mereka sering menganggap  buku dan pekerjaan sekolah membosankan.
v  Pengaruh pada hubungan keluarga
Menonton televisi sering membatasi interaksi social antar anggota keluarga dan membatasi  dan percakapan.
v  Motivasi untuk memperoleh pengetahuan
Beberapa anak termotivasi untuk mengikuti apa yang dilihatnya dilayar televisi dengan membaca untuk mengisi kesenjangan pengetahuan mengenai hal tersebut
v  Pengaruh pada sikap
Tokoh ditelevisi biasanya digambarkan dengan berbagai steotip. Anak kemudian berfikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang dilayar televisi . ini mempengaruhi sikap anak terhadap mereka.
v  Pengaruh pada nilai
Menu acara yang terus menerus menunjukan adegan pembunuhan, penyiksaan dan kekejaman pada saatnya akan menumpulkan kepekaan dan dorongan pengembangan nilai anak yang tidak sejalan dengan nilai mayoritas kelomok social. Apabila anak terbiasa dan tidak peka terhadap kekerasan, maka akan menerima perilaku itu sebagai pola hidup yang normal.
v  Pengaruh pada perilaku
Karena anak suka meniru, mereka merasa bahwa apa saja  yang disajikan dalam acara televisi tentunya merupakan cara yang dapat diterima baginya dalam bersikap sehari-hari. Karena para pahlawan yang patuh kepada hokum kurang menonjol ketimbang mereka memenangkan perhatian  dengan kekerasan dan tindakan social lainnya, anak-anak cenderung menggunakan cara-cara yang terakhir untuk mengedintifikasi dan menirunya
v  Pengaruh pada cara berbicara
Cara berbicara anak sangat dipengaruhi oleh apa yang didengarnya, diucapkan anak ditelevisi dan bagaimana cara mengucapkannya. Ini akan meningkatkan pelafalan dan tata bahasa, namun belum tentu akan member pola yang baik dalam pengungkapan hal-hal yang dikatakan anak.

v  Pengaruh model untuk peran dalam hidup
Tokoh televisi memberi model untuk berbagai peran dalam kehidupan, perilaku yang sesuai dengan jenis kelamin, dan karir. Hal ini member mereka wawasan mengenai apa yang diharapkan kelompok social dari mereka.
v  Pengaruh pada keyakinan
Banyak anak yakin bahwa apa saja yang dikatakan ditelevisi merupakan hal yang benar dan bahwa penyiar televisi lebih mengetahui segala sesuatu ketimbang para orang tua guru dan dokter. Hal ini cenderung membuat anak mudah tertipu.[3]

3.   Factor-faktor yang mempengaruhi minat anak pada televisi
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi minat anak terhadap televisi, antara lain yaitu:
Ø  Usia
Anak prasekolah menunjukan minat yang lebih besar pada televisi ketimbang anak usia sekolah yang mempunyai perhatian bermain yang lebih luas dan teman bermain yang lebih banyak, serta lebih kritis mengenai segala sesuatu yang dilihatnya ditelevisi.
Ø  Jenis kelamin
Dari segi usia, anak laki-laki lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton televisi ketimbang anak perempuan. Anak laki-laki menganggap membaca lebih sulit ketimbang anak perempuan, juga siaran televisi yang berpusat pada adegan yang menegangkan lebih disukai anak laki-laki.
Ø  Intelegensi
Pada semua usia, anak yang pandai kurang memperoleh kepuasaan dari televisi ketimbang teman sebayanya yang kurang pandai dan mereka lebih cepat kehilangan minatnya
Ø  Status sosioekonomi
Televisi lebih populer bagi anak yang berasal dari kelompok sosioekonomi rendah ketimbang kelompok yang lebh tinggi. Hal ini terutama benar dengan meningkatnya dengan meningkatnya usia anak yang sebagian karena anak dalam kelompokmlebih redah kurang memiliki kesempatan untuk dapat melakukan permainan yang lain.
Ø  Prestasi akademik
Pada setiap tingkat usia, siswa yang pandai kurang tertarik pada tv ketimbang siswa yang kurang pandai, mereka sering menganggapnya membosankan waktu untuk menonton acara yang disajikan.
Ø  Penerimaan social
Terdapat hubungan yang erat antara jumlah penerimaan social yang dinikmati anak dan perhatian mereka pada televisi. Semakin mereka diterima semakin kurang perhatiannya pada televisi dan sebaliknya.
Ø  Kepribadian
Televisi lebih menarik anak yang penyesuaianya buruk secara pribadi dan social ketimbang mereka yang baik penyesuaiannya.  Anak yang introvert lebih banyak menonton televisi ketimbang anak exstrovert.





BAB III
PENUTUP


Berdasarkan penjelasan diatas, tentang “TELEVISI dan  PERKEMBANGAN ANAK”, maka dapat disimpulkan bahwa, televisi sebagai salah satu factor luar yang cukup besar pangaruhnya dalam perkembangan kepribadian anak dan sebagai kenyataan bagi anak-anak sekarang. perannya berpulang kembali kepada orang tua, apakah dalam hal ini orang tua mau memanfaatkannya atau tidak.

Adapun beberapa hal  yang terpengaruhi antara lain:
v Pengaruh fisik
v Pengaruh pada kerjaan sekolah
v Pengaruh pada hubungan keluarga
v Motivasi untuk memperoleh pengetahuan
v Pengaruh pada sikap
v Pengaruh pada nilai
v Pengaruh pada perilaku
v Pengaruh pada cara berbicara
v  Pengaruh model untuk pran dalam hidup
v  Pengaruh pada keyakinan
Yang jelas, disamping keuntungan yang diberikan oleh televisi dapat memberikan informasi luas tentang berbagai kegiatan maupun pengetahuan, televisi  juga mempunyai segi kerugian. Perannya berpulang kembali kepada orang tua, apakah dalam hal ini orang tua bisa melakukan sesuatu agar anak terhindar dari pengaruh negative yang timbul dalam acara televisi.




DAFTAR PUSTAKA


Rochmah, elfi yulianti.2005, Psikologi Perkembangan, STAIN ponogoro press: ponorogo

Sobur, alek. 1991, komunikasi orang tua dan anak, Angkasa: bandung

Hurlock, Elizabeth. 1978, Perkembangan Anak, Erlangga: Jakarta



[1] Rochmah, elfi yulianti.2005, Psikologi Perkembangan, STAIN ponogoro press: ponorogo. Hal. 34
[2] Sobur, alek. 1991, komunikasi orang tua dan anak, Angkasa: bandung. Hal:53
[3] Hurlock, Elizabeth. 1978, Perkembangan Anak, Erlangga: Jakarta. Hal:344

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Anak dalam Perspektif Al Qur'an

BAB I PENDAHULUAN A.        Latar Belakang Anak dalam perspektif Islam merupakan rahmat dari Allah yang diberikan kepada orang tua, d...