TELEVISI DAN PERKEMBANGAN ANAK
BAB 1
PENDAHULUAN
Televisi merupakan dari perlengkapan bagian dari perlengkapan rumah
yang kerap kali dicerca namun sering pula dicintai secara berlebihan. Dewasa ini, kita ketahui terdapat banyak
anak-anak yang lebih suka menggunakan waktunya untuk menonton televisi dari
pada membaca buku pelajaran ataupun bermain bersama teman-temannya diluar.
Dalam hal ini, televisi amat besar pengaruhnya terhadap anak dan
komunikasi keluarga. Selain televisi dapat memberi pengaruh positif, televisi
juga memiliki banyak pengaruh negative terhadap perkembangan anak.
Dalam makalah ini, saya akan menjelaskan tentang beberapa pengaruh
televisi terhadap perkembangan anak dan factor-faktor penyebab minat anak
tethadap televisi.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan sebagai cabang ilmu psikologi menelaah berbagai
perkembangan intra individual dan perubahan-perubahan interindividual yang
terjadi didalam perubahan interaindividual. Tugasnya seperti yang dikatakan
oleh La Bowie , “ tidak hanya mendiskripsikan tetapi juga menjelaskan atau mengaplikasikan
perubahan-perubahan prilaku menurut tingkat usia sebagai masalah hubungan
antasenden (gejala yang mendahului)dan konsekuensinya”.
Beberapa psikolog perkembangan mempelajari perubahan dalam
perkembangan yang mencangkup seluruh rentang kehidupan dari pembuahan sampai
akhir hayat. Dengan begitu, mereka berusaha memggambarkan dengan sempurna
pertumbuhan dan kemunduran. Ahli-ahli lainnya hanya mempelajari salah satu
bagian dari rentang kehidupan masa kanak-kanak , masa dewasa atau lanjut usia.
Secara umum, terdapat pola-pola perkembangan baik untuk setiap
aspek maupun keseluruhan aspek
perkembangan, tetapi kenyataannya dalam perkembangan tiap individu seringkali
ditemukan kekhususan-kekhususan. disamping pola-pola umum, juga ada pola-pola
khusus setiap individu. Terbentuknya pola khusus ini berkaitan erat dengan
perpaduan antara factor-faktor yang ada didalam diri individual dengan factor luar.
Perkembangan anak berlangsung secara mekanis otomatis, sebab
perkembangan terjadi sangat bergantung pada beberapa factor secara stimultan .
factor tersebut antara lain:
a.
Fakto herediter
(warisan sejak lahir / bawaan)
b.
Factor
lingkungan yang menguntungkan atau merugikan
c.
Kematangan
factor-faktor organis dari psikis
d.
Aktifis anak
sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau
menyetujui , punya emosi serta usaha membangun diri sendiri.[1]
Setiap fenomena perkembangan anak merupakan produk dari kerja sama
dan pengaruh timbal balik antara potensialitas hereditas dengan factor-faktor
lingkungan. Sehingga perkembangan merupakan produk dari pertumbuhan berkat
pematangan fungsi-fungsi fisik, pematangan fungsi-fungsi psikis dan usaha
belajar oleh subyek anak dalam mencobakan segenap potensialitas jasmani dan
rohaninya.
2.
Pengaruh
Televisi Terhadap Perkembangan Anak
Televisi adalah merupakan
bagian dari perlengkapan rumah yang kerap kali dicerca namun sering pula
dicintai secara berlebihan. Dalam hal ini televisi sangat besar pengaruhnya
terhadap anak dan komunikasi dalam keluarga. Banyak kasus terjadi, komunikasi.Keluarga
terganggu karna keluarga itu terlalu banyak menonton televisi dan asyik menikmatinya sendiri.
Adalah suatu hal yag tidak
dapat disangka, bahwa acara-acara yang disughkan di televisi sangat mempelajari perkembangan anak. Televisi
merangsang anak untuk mempelajari hal-hal yang baru. Untuk merangsang anak
untuk selalu berfikir dan bertanya, semua ini dengan sendirinya akan memperkaya
kehidupan intelektualnya. Lewat televisi anak juga dapat mempelajari tingkah
laku yang baik seperti belajar mengenal dan menerapkan berbagai norma. Akan
tetapi disamping itu, pula tingkah laku negative juga dapat diperoleh dari
menonton televisi.
Acara menonton televisi dapat dinikmati oleh semua anak. Akan tetapi ada tingkat kemampuan menyarap acara
televisi yang berbeda sesuai tingkat usia anak. Dari hasil penelitian yang
dilakukan, oleh para psikolog dan beberapa ahli komunikasi amerika serikat
beberapa tahun lalu disimpulkan, bahwa anak dibawah usia empat tahun tidak
dianjurkan untuk menonton televisi. Hal ini disebabkan gambar yang
berganti-ganti dengan cepat dilayar televisi bisa membuatnya bingung, tegang
dan kadang-kadang terlalu agresif.
Anak seusia ini sangat membutuhkan pengalaman-pengalaman yang lebih
kaya dari pada sekedar pengalaman
audio-visual yang peroleh dari menonton televisi . anak dapat lebih memperkaya
pengalamannya melalui rangsangan yang diterimanya dari lingkungan dari bergaul dan
bemain bersama teman-temannya atau melalui dongeng dan cerita yang dikisahkan
oleh orang tuanya . hal seperti ini tidak akan diperolehnya dari televisi.
Dr.william james glasser, seorang pendidik, dokter jiwa dan
pemimpin pusat latihan untuk guru-guru dalam soal “reality therapy” (suatu pengobatan mental Untuk dapat
membedakan sesuatu yang nyata dengan yang tidak nyata,misalnya perbedaan antara
seperman dan manusia biasa). Di Los Angeles menyatakan bahwa televisi membatasi
pertumbuhan kesanggupan otak seorang anak dan dapat mengganggu kreatifitas
serta rasa ingin tahu anak. Ia menyarankan agar anak-anak sampai umur 10 tahun
seharusnya membatasi dalam menonton televisi dan hanya boleh menonton satu jam
sehari.[2]
Ada beberapa Laporan tentang pengaruh televisi tehadap anak, yaitu:
v Pengaruh fisik
Menonton televisi sering menganggu jadwal makan dan tidur.
Pencernaan akan terganggu dan kurang tidur
v Pengaruh pada kerjaan sekolah
Televisi menyajikan informasi dengan cara yang menggairahkan dan
hidup sehingga buku pelajaran hampir tidak dapat menyainginya untuk menarik
minat anak. Akibatnya, mereka sering menganggap
buku dan pekerjaan sekolah membosankan.
v Pengaruh pada hubungan keluarga
Menonton televisi sering membatasi interaksi social antar anggota
keluarga dan membatasi dan percakapan.
v Motivasi untuk memperoleh pengetahuan
Beberapa anak termotivasi untuk mengikuti apa yang dilihatnya
dilayar televisi dengan membaca untuk mengisi kesenjangan pengetahuan mengenai
hal tersebut
v Pengaruh pada sikap
Tokoh ditelevisi biasanya digambarkan dengan berbagai steotip. Anak
kemudian berfikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat
yang sama dengan orang dilayar televisi . ini mempengaruhi sikap anak terhadap
mereka.
v Pengaruh pada nilai
Menu acara yang terus menerus menunjukan adegan pembunuhan,
penyiksaan dan kekejaman pada saatnya akan menumpulkan kepekaan dan dorongan
pengembangan nilai anak yang tidak sejalan dengan nilai mayoritas kelomok
social. Apabila anak terbiasa dan tidak peka terhadap kekerasan, maka akan
menerima perilaku itu sebagai pola hidup yang normal.
v Pengaruh pada perilaku
Karena anak suka meniru, mereka merasa bahwa apa saja yang disajikan dalam acara televisi tentunya
merupakan cara yang dapat diterima baginya dalam bersikap sehari-hari. Karena
para pahlawan yang patuh kepada hokum kurang menonjol ketimbang mereka memenangkan
perhatian dengan kekerasan dan tindakan
social lainnya, anak-anak cenderung menggunakan cara-cara yang terakhir untuk
mengedintifikasi dan menirunya
v Pengaruh pada cara berbicara
Cara
berbicara anak sangat dipengaruhi oleh apa yang didengarnya, diucapkan anak
ditelevisi dan bagaimana cara mengucapkannya. Ini akan meningkatkan pelafalan
dan tata bahasa, namun belum tentu akan member pola yang baik dalam pengungkapan
hal-hal yang dikatakan anak.
v Pengaruh model untuk peran dalam hidup
Tokoh televisi memberi model untuk berbagai peran dalam kehidupan,
perilaku yang sesuai dengan jenis kelamin, dan karir. Hal ini member mereka
wawasan mengenai apa yang diharapkan kelompok social dari mereka.
v Pengaruh pada keyakinan
Banyak anak yakin bahwa apa saja yang dikatakan ditelevisi
merupakan hal yang benar dan bahwa penyiar televisi lebih mengetahui segala
sesuatu ketimbang para orang tua guru dan dokter. Hal ini cenderung membuat
anak mudah tertipu.[3]
3.
Factor-faktor
yang mempengaruhi minat anak pada televisi
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi minat anak terhadap
televisi, antara lain yaitu:
Ø Usia
Anak prasekolah menunjukan minat yang lebih besar pada televisi
ketimbang anak usia sekolah yang mempunyai perhatian bermain yang lebih luas
dan teman bermain yang lebih banyak, serta lebih kritis mengenai segala sesuatu
yang dilihatnya ditelevisi.
Ø Jenis kelamin
Dari segi usia, anak laki-laki lebih banyak menghabiskan waktunya
untuk menonton televisi ketimbang anak perempuan. Anak laki-laki menganggap
membaca lebih sulit ketimbang anak perempuan, juga siaran televisi yang
berpusat pada adegan yang menegangkan lebih disukai anak laki-laki.
Ø Intelegensi
Pada semua usia, anak yang pandai kurang memperoleh kepuasaan dari
televisi ketimbang teman sebayanya yang kurang pandai dan mereka lebih cepat
kehilangan minatnya
Ø Status sosioekonomi
Televisi lebih populer bagi anak yang berasal dari kelompok
sosioekonomi rendah ketimbang kelompok yang lebh tinggi. Hal ini terutama benar
dengan meningkatnya dengan meningkatnya usia anak yang sebagian karena anak
dalam kelompokmlebih redah kurang memiliki kesempatan untuk dapat melakukan
permainan yang lain.
Ø Prestasi akademik
Pada setiap tingkat usia, siswa yang pandai kurang tertarik pada tv
ketimbang siswa yang kurang pandai, mereka sering menganggapnya membosankan
waktu untuk menonton acara yang disajikan.
Ø Penerimaan social
Terdapat hubungan yang erat antara jumlah penerimaan social yang
dinikmati anak dan perhatian mereka pada televisi. Semakin mereka diterima
semakin kurang perhatiannya pada televisi dan sebaliknya.
Ø Kepribadian
Televisi lebih menarik anak yang penyesuaianya buruk secara pribadi
dan social ketimbang mereka yang baik penyesuaiannya. Anak yang introvert lebih banyak menonton
televisi ketimbang anak exstrovert.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan
penjelasan diatas, tentang “TELEVISI dan
PERKEMBANGAN ANAK”, maka dapat disimpulkan bahwa, televisi sebagai salah
satu factor luar yang cukup besar pangaruhnya dalam perkembangan kepribadian
anak dan sebagai kenyataan bagi anak-anak sekarang. perannya berpulang kembali
kepada orang tua, apakah dalam hal ini orang tua mau memanfaatkannya atau
tidak.
Adapun beberapa hal yang terpengaruhi antara lain:
v Pengaruh fisik
v Pengaruh pada kerjaan sekolah
v Pengaruh pada hubungan keluarga
v Motivasi untuk memperoleh pengetahuan
v Pengaruh pada sikap
v Pengaruh pada nilai
v Pengaruh pada perilaku
v Pengaruh pada cara berbicara
v Pengaruh model untuk pran dalam hidup
v Pengaruh pada keyakinan
Yang
jelas, disamping keuntungan yang diberikan oleh televisi dapat memberikan
informasi luas tentang berbagai kegiatan maupun pengetahuan, televisi juga mempunyai segi kerugian. Perannya
berpulang kembali kepada orang tua, apakah dalam hal ini orang tua bisa melakukan
sesuatu agar anak terhindar dari pengaruh negative yang timbul dalam acara
televisi.
DAFTAR PUSTAKA
Rochmah,
elfi yulianti.2005, Psikologi Perkembangan, STAIN ponogoro press:
ponorogo
Sobur, alek. 1991, komunikasi
orang tua dan anak, Angkasa: bandung
Hurlock,
Elizabeth. 1978, Perkembangan Anak, Erlangga: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar