Minggu, 16 April 2017

MAKALAH KURIKULUM 1984

KURIKULUM 1984
            Di tengah ketidakjelasan dan ketidaktuntasan, kurikulum 1975 diperbaharui dengan munculnya Kurikulum 1984 yang mengusung tema sentral Pendekatan Ketrampilan Proses (PKP). Begitu pembaharuan Kurikulum 1984 bergulir, strategi belajar mengajar yang semula menonjolkan penerapan model Duduk, Dengar, Catat, Hapal (DDCH) direnovasi menjadi strategi belajar mengajar yang menekankan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif).
DASAR PERUBAHAN KURIKULUM 1975 KE KURIKULUM 1984
1.        Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
2.        Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik.
3.        Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah.
4.        Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang.
5.        Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah.
6.        Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja.
CIRI-CIRI KURIKULUM 1984
1.        Berorientasi kepada tujuan instruksional.
Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.
2.        Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).
CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
3.        Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.
Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.
4.        Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.
5.        Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks.
6.        Menggunakan pendekatan keterampilan proses.
Keterampilan proses adalah pendekatan belajat mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan pelajaran.
HAL-HAL BARU DALAM KURIKULUM 1984
·       Intensifikasi peranan materi kurikulum lokal.
·       Masuknya beberapa mata pelajaran baru (PSPB).
·       Pendekatan pembelajaran :
Otoaktivitas, Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
·      Sistem Kredit
·      Program A (Fisika, Biologi, Sosial, Budaya, Agama).

KEBIJAKAN POKOK DIKDASMEN
Kebijakan dan Realisasi
Ø  Pembudayaan hidup sesuai Pancasila untuk meningkatkan kualitas hidup.
Ø  Peningkatan kemampuan dan kecerdasan sehingga menumbuhkan sikap inovatif kreatif.
Ø  Peningkatan relevansi pendidikan dengan IPTEK (Pemantapan Kurikulum Lokal SD, peralatan praktek, kejuruan).
Ø  Peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan.

MUATAN LOKAL
v  Definisi : Program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan buatan serta kebutuhan daerah dan wajib diikuti oleh siswa di daerah itu.
v  Sifat : memperluas tujuan pendidikan yang telah digariskan dalam pendidikan nasional melalui pengkayaan dengan kondisi apa yang ada di daerah.
v  Syarat muatan lokal meliputi : khas lingkungan, menunjang kepentingan nasional ; sesuai minat, sikap, kemampuan, perhatian peserta didik ; didukung oleh pemerintah daerah dan masyarakat ; tersedia tenaga pelaksana dan sumber ; dapat dilaksanakan dan dikembangkan ; selaras dengan kemajuan dan inovasi pendidikan.
v  Bahan pengajaran muatan lokal meliputi : bahasa, nilai, adat istiadat, lingkungan geografis, ekosistem, organisasi kemasyarakatan.
v  Strategi Pelaksanaan Mulok yaitu : Monolitik (Tersendiri, waktu khusus), Integratif (bersama mata pelajaran lain), Ekologis (Menggunakan lingkungan).

MATERI, PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
Materi / program, terdiri atas :
·           Pendidikan Umum (Agama, PMP, PSPB, Jasmani, Kesenian).
·           Pendidikan Akademis (B. Indonesia, B. Inggris, B. Daerah, IPA, IPS, Matematika).
·           Pendidikan Ketrampilan (PKK, Teknik, Pertanian, Kerajinan, Maritim)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Oktoaktivitas dengan CBSA :
§   Prakarsa siswa dalam memberikan usul tanpa diminta (tujuan, strategi, mencari sumber).
§   Keterlibatan mental dalam tugas kegiatan secara intelektual dan emosional.
§   Guru lebih sebagai fasilitator.
§   Belajar dengan pengalaman langsung.
§   Variasi bentuk dan alat pembelajaran.

§   Kualitas interaksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Anak dalam Perspektif Al Qur'an

BAB I PENDAHULUAN A.        Latar Belakang Anak dalam perspektif Islam merupakan rahmat dari Allah yang diberikan kepada orang tua, d...