I.
PENDAHULUAN
Kurikulum
terdiri atas berbagai komponen yang saling terkait dan membentuk suatu system
yang bertujuan untuk mencapai tujuan kurikulum dan sekaligus mencapai tujuan
pendidikan. Para pakar yang mendefinisikan kurikulum memiliki dasar pemikiran
yang berbeda-beda sehingga definisi kurikulum menjadi beragam. Namun,pada
intinya semua definisi kurikulum mengarah pada tujuan yang sama yaitu kurikulum
sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
II.
PEMBAHASAN
Kata kurikulum muncul pertama kali dalam kamus tahun
1856,yaitu : a race course,a place for
running:a chariot. yang artinya suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari
atau kerata dalam perlombaan,dari awal sampai akhir. Kurikulum juga berarti “chariot”,semacam
kereta pacu zaman dulu,yakni suatu alat yang membawa seorang ari “start” sampai
“finish”.[1]
Istilah kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olah raga pada
zaman Yunani kuno. Curriculum dalam bahasa Yunani berasal dari kata curir,
artinya pelajari ; dan curere artinya tempat berpacu. Curriculum
diartikan “ jarak ” yang harus “ ditempuh ” oleh pelari. Mengambil makna yang
terkandung dari rumusan diatas, kurikulum dalam pendidikan diartikan, sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan anak didik untuk
memperoleh ijazah. Rumusan atau batasan inilah yang pertama kali digunakan
dalam bidang pendidikan.[2]
Kurikulum adalah niat dan rencana, sedangkan proses belajar
mengajar adalah pelaksananya. Dalam proses tersebut ada dua subyek yang
terlibat, yakni guru, dan siswa. Siswa adalah subyek yang dibina dan guru
adalah subyek yang membina. Kedua-duanya terlibat dalam satu proses untuk
mencapai tujuan pendidikan.[3]
Menurut E.Mulyasa, kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil
belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan. Kurikulum
untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah terdiri atas:
1.
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia;
2.
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian;
3.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi;
4.
Kelompok mata pelajaran estetika;
5.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olah
raga, dan kesehatan.[4]
Ada
sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya
meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa – peristiwa
yang terjadi dibawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang
formal juga kegiatan yang tak formal. Yang terakhir ini sering disebut kegiatan
ko-kurikuler atau ekstra kurikuler (co-curriculum atau extra-curriculum).
Kurikulum formal meliputi :
1.
Tujuan pelajaran, umum dan spesifik.
2.
Bahan pelajaran yang tersusun
sistematis.
3.
Strategi belajar – mengajar serta
kegiatan – kegiatanya.
4.
System evaluasi untuk mengetahui hingga
mana tujuan tercapai.
Kurikulum
tak formal terdiri atas kegiatan – kegiatan yang juga direncanakan,akan tetapi
tidak bekaitan langsung dengan pelajaran akademis dan kelas tertentu. Kurikulum
ini dipandang sebagai pelengkap kurikulum formal. Yang termasuk kurikulum tak
formal ini antara lain: pertunjukan sandiwara, pertandingan antar kelas, atau
antar sekolah, perkumpulan berbagai hobi, pramuka,dan lain-lain.
Adalagi
yang harus diperhitungkan yaitu kurikulum “tersembunyi” (hidden curriculum).
Kurikulum ini antara lain berupa aturan tak tertulis dikalangan siswa misalnya
harus kompak terhadap guru yang turut mempengaruhi suasana pengajaran dalam
kelas. Kurikulum tersembunyi ini dianggap oleh kalangan tertentu tidak termasuk
kurikulum karena tidak direncanakan.[5]
Menurut Robertson (1971), kurikulum mencakupi
maksud,tujuan,isi,proses,sumber daya,dan sarana-sarana evaluasi bagi semua
pengalaman belajar yang direncanakan bagi para pembelajar,baik di dalam maupun
di luar sekolah dan masyarakat melalui pengajaran kelas dan program-program
terkait.[6]
Menurut William B.Ragan dalam buku “Modern Elementary Curriculum” (1966),
Ia menjelaskan kurikulum
dalam arti yang luas yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam
sekolah,yakni segala pengalaman anak di bawah tanggung jawab sekolah.Kurikulum
tidak hanya meliputi bahan pelajaran,tetapi meliputi seluruh kehidupan dalam
kelas.Jadi,hubungan social antara gurudan murid,metode mengajar,dan cara
mengevaluasi juga termasuk kurikulum.[7]
Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk
rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru disekolah. Isi
kurikulum adalah pengetahuan ilmiah, termasuk kegiatan dan pengalaman belajar,
yang disusun sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Kurikulum akan mempunyai
arti dan fungsi untuk mengubah siswa apabila dilaksanakan dan ditransformasikan
oleh guru kepada siswa dalam suatu kegiatan yang disebut proses belajar mengajar.
III.
PENUTUP
Kurikulum
mencakupi maksud,tujuan,isi,proses,sumber daya,dan sarana-sarana evaluasi bagi
semua pengalaman belajar yang direncanakan bagi para pembelajar,baik di dalam
maupun di luar sekolah dan masyarakat melalui pengajaran kelas dan program-program
terkait. Kurikulum dalam pendidikan dapat
juga diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan
anak didik untuk memperoleh ijazah.Dalam dunia pendidikan juga dikenal istilah
kurikulum formal,kurikulum informal,dan kurikulum tersembunyi.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyasa,E.2009.”Kurikulum yang Disempurnakan; Pengembangan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar”.Bandung:Remaja Rosdakarya.
Nasution,S.1989.”Kurikulum dan Pengajaran.Bandung”:Bina
Aksara.
Nasution,S.1994.”Asas-asas Kurikulum”.Jakarta:Bumi
Aksara.
Sudjana,Nana.1991.”Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di
Sekolah”. Bandung:Sinar Baru.
Tarigan,Henry Guntur.2009.”Dasar-dasar Kurikulum Bahasa”.Bandung:Angkasa.
[2]Nana Sudjana.”Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di
Sekolah”. Bandung:Sinar Baru.1991.hal.3-4.
[3]
Ibid.
[4] E.Mulyasa.”Kurikulum yang Disempurnakan; Pengembangan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar”.Bandung:Remaja Rosdakarya.2009.hal.24-25.
[6] Henry Guntur Tarigan.”Dasar-dasar Kurikulum Bahasa”. Bandung:Angkasa.2009.
hal.4-5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar