Selasa, 11 April 2017

MACAM DAN JENIS TAFSIR AL QUR'AN


Tafsir bil ma’tsur
1.     Pengertian
            Tafsir bil ma’tsur adalah penjelasan terhadap makna ayat dengan memanfaatkan apa yang dikemukakan Allah dalam al – Qur’an, as-Sunah, maupun pernyataan para sahabat ra
            Menurut Ali Sabuni dalam kitab “at-tibyan fi’ulumi al-qur’an” adalah tafsir yang datangnya dari al-Qur’an atau sunnah atau ucapan sahabat sebagai penjelas maksud allah dalam kitabnya.
Menurut Manna al-Qatnan adalah tafsir yang berpedoman pada riwayat yang shahih diantara tafsir al-Qur’an dangan al-Qur’an, atau dengan as-Sunnah yang menjadi penjelas al-Qur’an , atau nriwayat dari sahabat karena mereka orang yang paling tahu dengan al-Qur’an, atau dengan ucapan tabi’in kabir karena pada umumnya mereka mendengar dari sahabat.
2.     Kedudukan tafsir bil ma’tsur
            tafsir bil ma’tsur  adalah salah satu model tafsir yang paling utama dan tertinggi kedudukannya(disbanding dengan model tafsir lainnya) karena tafsir ini dalam menafsirkan al Qur’an menggunakan kalam Allah sendiri, perkataan Rosul, dan pernyataan para sahabat. Dari hal ini dikarenakan;
a.       Allah lebih mengetahui maksudnya
b.      Perkataan Rosul (hadits) adalah penjelas bagi kalam Allah
c.       Para sahabat adalah orang – orang yang menyaksikan turunnya ayat, mereka juga fasih bebicara, serta lebih istimewa di banding generasi setelahnya dalam hal perbandingan serta kondisi saat ayat turun.
3.     Sumber – sumber tafsir bil ma’tsur
1)      Al Qur’an
2)      As-sunnah
3)      Perkataan Para Sahabat
4)      Perkataan Tabi’in dan pengikutnya
4.     Karya tafsir bil ma’tsur

1.      Jami’u al-bayan fi ntafsiri al-qur’an
Penulisnya adalah Mohammad Ibnu Jarir at-Tabari (224-310)
Metode penafsiran:
a.       Memaparkan ucapan-ucapan sahabat, tabi’in beserta sanadnya.
b.      Mentarjih dalil penafsirannya
c.       Menggali hukum-hukum
d.      Menyebutkan dari sisinya I’rabnya ayat
2.      Tafsir Al-Qur’an al-Adzim
Penulisnya adalah al-Hafidz ‘Imaduddin Ismail ibn ‘Umar ibn Katsir al-Qursyi ad-Dimasqy. (700 H/705H-774H)
Metode penafsirannya;
a.       Memaparkan ayat, hadis dan atsar yang menafsiri ayat al-qur’an beserta sanadnya.
b.      Menta’dil dan mentajrih riwayat yang digunakannya
c.       Detail dalam menyebutkan sanadnya, namun dengan ungkapan yang singkat dan jelas.
d.      Mentarjih qoul-qoul yang ada
e.       Banyak menyebut riwayat isra’iliyat yang munkar, serta membantah pendapat yang menyebutkan isra’iliyat yang munkar
Tafsir Bi ar-Ra’yu
1.     Pengertian 
Tafsir yang mana para penafsirnya dalam menjelaskan makna-makna ayat berpedoman kepada ijtihadnya.
Yang dimaksud dengan “ro’yu” dalam tafsir bi ar-ra’yu adalah Ijtihad dengan berdasarkan pada dasar-dasar dan aqidah yang benar.
Muhammad Ali Sabuni membagi tafsir bi ar-ra’yu ada dua , yaitu:
a.       Tafsir bir-Ra’yi Mahmud
Yang dimaksud dengan Tafsir bir-Ra’yi Mahmud adalah suatu penafsiran yang “berdasarkan” dari al-Qur’an dan dari sunnah Rasul, sedang pelakunya (mufassir)-nya adalah seorang pakar dalam bahasa arab, baik gaya bahasanya, maupun kaidah-kaidah hukum dan ushul-nya.
Adapun mengenai hukumnya para ulama’ membolehkan jenis tafsir demikian.
b.      Tafsir bir-Ra’yu Madzmum
Tafsir bir-Ra’yu Madzmum adalah suatu penafsiran dengan tidak disertai ra’yu, tapi disertai oleh hawa nafsu. Sebagaian besar orang yang menafsirkan al-Qur’an menggunakan ra’yu adalah orang-orang yang mementingkan hawa nafsu dan bid’ah. Mereka mengikuti faham-faham sesat, tidak ada alur periwayatan (rujukan) yang jelas, tidak ada dalil yang kuat. Kemudian mereka menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan apa yang sesuai dengan pendapat mereka, serta sesuai dengan keyakinan mereka yang palsu.  sehingga  penafsiran tersebut mereka bawa kearah pikiran yang kosong dan berdasar hawa  nafsu.
Hukumnya “ adalah Haram”. Ibnu Taimiyah menyatakan “tafsir dengan tanpa ra’yu haram hukumnya”.

2.      Karya-karya tafsir bi ar-ra’yu

1.      Mafatihu al-Ghoib
Penulisnya adalah Muhammad ibn Umar ibn al-Husain ar-Razi wafat tahun 616 H.
Metodenya
a.       Mengikuti caranya orang-orang bijak dan orang-orang ilahiyyin
b.      Membantah mu’tazilah dan golongan sesat dengan argumentasi yang kuat.\
c.       Penafsirannya panjang lebar seperti menyebutkan tentang materi manusia, ilmu alam, planet, langit, bumi, tumbuhan, binatang dll.
d.      Bertujuan pada kebenaran dan argumentasi dengan adanya allah.
2.      Tafsir Jalalain
Penulisnya adalah Jalaludin as-Syuyuti dan Jalaludi al-Mahali. Merupakan kitab tafsir terkecil dan paling terkenal bahkan dipelajari dimana-mana karena ringkasnya bahasa.
Methodenya;
a.       Bahasanya ringkas
Seperti tafsir mufradat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Anak dalam Perspektif Al Qur'an

BAB I PENDAHULUAN A.        Latar Belakang Anak dalam perspektif Islam merupakan rahmat dari Allah yang diberikan kepada orang tua, d...