Selasa, 11 April 2017

CARA AL QUR'AN TURUN



A.   Perbedaan pendapat para Ahli tentang cara penurunan Al-Qur’an.
1.      Al Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam Lailatul Qodr kemudian diturunkan dengan cara berangsur-angsur sepanjang kehidupan Nabi saw setelah beliau diutus di Mekah dan Madinah. Banyak para ulama yang mengatakan bahwa pendapat inilah yang paling benar berdasarkan suatu riwayat dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas yang telah dikeluarkan oleh Hakim dan Baihaqi serta yang lainnya, dia mengatakan bahwa Al Qur’an diturunkan pada suatu malam ke langit dunia yaitu Lailatul Qodr kemudian diturunkan setelah itu selama dua puluh tahun kemudian dia membaca :
وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا

Artinya : “Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik .” (QS. Al Furqon : 33)
وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً

Artinya : “Dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Isra : 106)


2
Hakim dan Ibnu Abi Syaibah mengeluarkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan,”... maka Al Qur’an diletakkan di Baitul Izzah dari langit dunia lalu Jibril turun dengan membawanya kepada Nabi saw.’’
2.      Al Qur’an diturunkan ke langit dunia pada 20 malam Lailatul Qodr atau 23 atau 20 atau 25 sebagaimana adanya perbedaan pendapat tentang lamanya Rasulullah saw menetap di Mekah setelah diutus di setiap malam lailatul qodr diturunkan sejumlah tertentu sesuai dengan ketetapan Allah swt setiap tahunnya lalu turun setelah itu secara berangsur-angsur di seluruh tahunnya, demikianlah pendapat Fakhrur Rozi dan dia sendiri tidak berpendapat tentang apakah pendapat ini atau pendapat pertama yang lebih utama.
3.      Al Qur’an diturunkan pertama kali pada malam Lailatul Qodr kemudian diturunkan setelah itu dengan cara berangsru-angsur pada waktu yang berbeda-beda, demikianlah pendapat Sya’bi.
4.      Al Qur’an diturunkan dari Lauh Mahfuz sekaligus dan malaikat-malaikat penjaga menurunkannya secara berangsur-angsur kepada jibril selama 20 malam lalu Jibril menurunkannya secara berangsur-angsur kepada Nabi saw selama 20 tahun. Ini adalah pendapat yang aneh. (Fatawa al Azhar juz VII hal 469).
B.     Cara bagaimana Al- Qur’an diturunkan secara berangsur- angsur.
Dalam surat asy-Syu’ara’: 192- 195, Allah telah menjelaskan, “Dan Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh ar-Ruhul Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang member peringatan, dengan bahasa arab yang jelas.”
Ayat tersebut menyatakan bahwa al-Qur’anul Karim adalah kalam Allah dengan lafalnya yang berbahasa Arab, dan bahwa Jibril telah menurunkannya ke dalam hati Rasulullah saw, dan bahwa turunnya ini bukanlah yang pertama kali ke langit dunia. Tetapi yang dimaksudkan adalah turunnya Qur’an secara bertahap dan berangsur-angsur.

3
Qur’an turun secara berangsur-angsur selama 23 tahun: 13 tahun di Mekah (Makkiyah), 10 tahun di Madinah (Madaniyah). Penjelasan tentang turunnya secara berangsur itu terdapat pada firman Allah yang bermakna: “Dan Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al-Isra’: 106).
Maksudnya: Kami telah menjadikan Al-Qur’an itu secara berangsur agar kamu membacakannya kepada manusia secara perlahan dan teliti dan Kami menurunkanya bagian demi bagian sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian.
C.      Mengapa Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-berangsur?
Allah menjawab pertanyaan itu dengan menjelaskan mengapa Al-Qur’an diturunkan secara bertahap dan berangsur-angsur dengan firmannya: “Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu”, maksudnya: Demikianlah Kami turunkan Qur’an secara bertahap dan terpisah-pisah karena suatu hikmah, yaitu untuk memperkuat hati Rasulullah. “Dan Kami membacakannya kelompok demi kelompok”, maksudnya: Kami menentukannya seayat demi seayat atau bagian demi bagian, atau Kami menjelaskannya dengan sejelas-jelasnya, karena turunnya yang bertahap sesuai denagn peristiwa-peristiwa itu lebih dapat memudahkan penghafalan dan pemahaman yang merupakan salah satu penyebab kemantapan (di dalam hati).
Penelitian terhadap hadis-hadis sahih menyatakan bahwa Qur’an turun menurut keperluan, terkadang turun 5 ayat, terkadang 10 ayat, terkadang lebih banyak dari itu atau lebih sedikit. Terdapat hadis sahih  yang menjelaskan 10 ayat telah turun sekaligus  berkenaan dengan berita bohong tentang Aisyah. Dan telah turun pula 10 ayat dalam permulaan Surah Mukminun secara sekaligus.




4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Anak dalam Perspektif Al Qur'an

BAB I PENDAHULUAN A.        Latar Belakang Anak dalam perspektif Islam merupakan rahmat dari Allah yang diberikan kepada orang tua, d...